Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat
praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat
dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu
karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang
secara terminologis logika didefiniskan : Teori tentang penyimpulan yang
sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal pikir
tertentu,yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya
sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang
sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Kata logika berasal dari kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti kata atau pikiran. Secara
bahasa logika berarti ilmu berkata atau ilmu berpikir benar. Kebenaran adalah
syarat dari tindakan untuk mencapai tujuannya bagi laku perbuatan untuk
menunjukan nilai. Logika menuntun pandangan lurus dalam praktik berpikir menuju
kebenaran dan menghindarkan budi menempuh jalan yang salah dalam berpikir.
Logika merupakan studi dari salah satu pengungkapan kebenaran dan dipakai untuk
membedakan argumen yang masuk akal,serta berbagai bentuk argumentasi.
Logika menurut The Liang Gie (1980)
terbagi menjadi lima bagian:
1. Logika makna luas dan logika makna sempit
Dalam
arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika formal.
Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem
penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan
mengenai logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika
Deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas pelajaran
yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan
sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut
bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari
asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
3. Logika Formal dan Material
Logika
Formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir yang
harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran. Logika
material mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika
formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika material
mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan
dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.
4.Logika Murni dan Terapan
Logika
Murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang
berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan
tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu dari sitilah yang
dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah pengetahuan logika
yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang filsafat dan juga
dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
5. Logika Falsafati dan Matematik
Logika
falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih
berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika
kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika
matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna
ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.
Daftar Pustaka
(2016). Dasar-dasar Logika (Ed. 1, cet. 1). Jakarta: Kencana.